Jakarta, Layar.id – Hari ini 8 Maret, dunia merayakan Hari perempuan Internasional. Di hari yang spesial ini, Layar mengenalkan sebuah film produksi Netflix yang baru dirilis tahun lalu. Serial Netflix asal Yordania ini berjudul Al Rawabi School for Girls.
Drama ini memicu perdebatan setelah penayangannya. Kisahnya menceritakan kehidupan anak-anak sekolah Al Rawabi, sebuah sekolah elite khusus perempuan. Seperti cerita konflik di sekolah pada umumnya, perundungan juga terjadi dan menjadi fokus dalam drama ini.
Hanya saja, Tima Shomali, pembuat dan sutradara drama, menggabungkannya dengan situasi sosial di masyarakat Yordania. Hal ini terlihat dari betapa kuatnya pandangan patriarki dalam masyarakat. Namun banyak yang memprotes dan memandang drama ini tidak merepresentasikan budaya Yordania dengan baik.
Dalam Middle East Eye, Al Rawabi disebut beberapa penonton tidak menampilkan kehidupan umumnya di Yordania. Sebelumnya, film Yordania yang lebih dulu tayang, Jinn, juga menghadapi isu yang sama. Keduanya dituduh menguatkan stereotype dan memperlihatkan gaya hidup yang dipengaruhi oleh barat, sesuatu yang tidak menunjukkan hidup mereka sebenarnya.
Tima Shomali sendiri menyebutkan bahwa ia senang hasil produksinya bisa memicu perbincangan. “Saya sangat senang seri ini bisa membuat dialog, dan untuk saya, ini adalah salah satu indikator kesuksesan paling penting.”
PRODUKSI AL RAWABI
Al Rawabi School for Girls diproduksi di Amman Jordan oleh Tima Shomali dan Shirin Kamal. Film berbahasa Arab ini diproduksi oleh Filmizion Productions dan dirilis di Netflix pada 12 Agustus 2021. Sebanyak 6 episode dibagi untuk menceritakan kisah dengan total durasi 4 jam 51 menit ini.
Al Rawabi menampilkan Andria Tayeh sebagai Mariam, sang tokoh utama korban perundungan oleh geng elite di sekolahnya. Ia memiliki 2 teman yang terus menemaninya dalam rencana balas dendam ini. Mereka adalah Dina (Yara Mustafa) dan siswa baru Noaf (Rakeen Saad).
Tokoh penting lain dalam drama ini geng bully di sekolah. Noor Taher memerankan si pemimpin geng, Layan. Ia yang memulai perundungan kepada Mariam sebagai pembalasan setelah si tokoh utama melaporkannya ke guru. Dua temannya, Rania (Joanna Arida) dan Roqayya (Salsabiela A.) ikut membantunya. Karena itu, mereka bertiga menjadi sasaran balas dendam Mariam dan teman-teman.
Bagian artikel di bawah ini penuh dengan spoiler. Baca atas pilihan.
RINGKASAN CERITA AL RAWABI SCHOOL FOR GIRLS
Mariam adalah remaja Yordania yang menjalani kehidupan biasa nan bahagia bersama teman-temannya di sekolah. Namun semua ini berubah setelah ia melaporkan Layan, ketua geng yang suka membullynya, saat melihatnya kabur dari bus sekolah untuk bertemu dengan pacarnya.
Layan dan anggota gengnya pun semakin keras membullynya hingga suatu hari, mereka mendorong Mariam jatuh di jalan dan meninggalkan bekas luka di kepalanya. Setelah itu, dibukalah sebuah pertemuan orang tua dan murid untuk membahas masalah ini. Namun Layan malah menuduh hal ini kesalahan Mariam seorang diri dan didukung oleh teman-teman lainnya.
Keluarga Mariam menjadi kecewa dan tidak lagi memercayainya. Marian merasa tertekan stress dan trauma akibat hal ini. Setelah dibujuk oleh Noaf, siswa baru yang juga melihat kejadian langsung tetapi menutup mulutnya, sang tokoh utama pun memutuskan untuk membalas dendam.
Baca juga: Slumdog Millionaire: Kemenangan Kuis Berhadiah Jutaan Rupee
Target pertamanya adalah Roqayya. Noaf dan Mariam membuat akun media sosial palsu bernama Tareq. Mereka mulai mendekati satu-satunya anggota geng yang tidak memiliki pacar ini. Akhirnya pada acara besar di sekolah, ia meminta foto Roqayya selfie tanpa hijabnya dan menyebarkannya di grup sekolah.
Hal ini menyebabkan kemarahan dalam keluarga Roqayya. Ibu Roqayya menuduhnya telah mencoreng nama baik keluarga. Ibunya berkata, “Reputasi perempuan itu adalah segalanya. (Reputasi) itu seperti kaca. Kalau sudah rusak, kamu tidak bisa lagi memperbaikinya.” Roqayya pun dipaksa keluar dari sekolah.
Mariam melanjutkan ke target keduanya, Rania. Saat acara darmawisata di sekolah. Rania dan Layan sama-sama kabur melewati jam malam sekolah untuk bersenang-senang di klub malam. Mariam kembali melaporkan hal ini ke kepala sekolah dan Raina tertangkap basah memakai baju yang terbuka.
Setelah diserahkan ke ayahnya yang abusif, Rania tidak masuk sekolah berhari-hari. Kemudian ia kembali dengan luka-luka setelah seminggu. Saat ini, Noaf dan Dina mulai merasa aksi balas dendam ini mulai lepas kontrol. Bahkan Rania juga mengingatkan, jika mereka tidak berhenti, akibatnya pada Layan bukan sekedar lebam di mata (seperti lukanya).
Mereka mencoba menghentikan Mariam, tetapi si gadis memiliki luka yang tidak bisa disembuhkan. Karena itu, ia tetap melancarkan aksi terakhirnya. Ia melacak lokasi pertemuan Layan dan pacarnya, Laith. Geolokasi ini kemudian diberikan kepada saudara laki-laki Layan, bersama informasi tentang hubungan mereka serta kebiasaan Layan bolos sekolah.
Hal ini semakin diperkuat dengan Kepala Sekolah memanggil orang tua Layan untuk memberitahu anak mereka sering bolos. Saudara Layan, Hazem pun terbakar emosi, membawa senjata api, dan meluncur ke lokasi yang dimilikinya. Di sana ia menemukan seragam adiknya dijemur di luar rumah.
Saat melihat Layan benar-benar bersama pacarnya di dalam rumah, segala akal sehatnya putus. Bagaimanapun Layan menjelaskan mereka hanya menonton film dan makan popcorn, pistol itu tetap mengarah di kepalanya. Hazem terus berdebat apa akibat hal ini pada kehormatan keluarga mereka bila hal ini tersebar. Kemudian scene berganti kembali ke jemuran di luar dan suara pistol di latarnya.
OPEN ENDING?
Bagi banyak penonton, akhir ini mungkin tidak begitu jelas. Siapa yang akhirnya menjadi sasaran moncong pistol itu? Layan, pacarnya, atau keduanya? Apakah benar-benar ada yang meninggal dalam kejadian ini? Namun pagi penonton Arab, ending ini sangatlah jelas. Layan telah menjadi salah satu korban ‘honour killing,’ membunuh untuk menjaga kehormatan.
Mungkin bagi penonton di negara luar merasa tidak mungkin Layan dibunuh untuk hal “kecil” seperti ini. Namun bagi keluarga di Yordania dan Timur Tengah, kehormatan adalah hal yang besar. Mungkin anak-anak bisa tumbuh dengan ‘bebas’, tetapi hal-hal seperti seks dan hubungan intim tetap tabu. Bahkan ukuran kehormatan wanita yang ditampilkan dalam drama ini sangatlah sederhana, yaitu baju.
Roqayya melepas hijabnya di sekolah yang bahkan ada banyak temannya yang tidak memakai hijab. Namun bagi keluarganya, hal ini sudah merusak kehormatan keluarga. Rania karena memakai baju yang terbuka, melanggar jam malam, dan ke klub, dipukul oleh ayahnya hingga libur sekolah beberapa hari. Dan Layan sendiri menghilang untuk selamanya setelah seragamnya terlihat dijemur di luar rumah.
Saat Mariam kembali ke sekolah dengan aura kemenangan, Noaf, Dina, dan Rania tahu Mariamlah yang memberitahu Hazem. Mereka melihat Mariam dengan penuh teror dan ketakutan. Namun apakah Mariam yang menarik pelatuk terakhir itu? Tentu bukan, masih ada pelaku tersembunyi dalam drama ini yang karena budaya, tindakan mereka dianggap baik dan lumrah. Sudah berhasil menebaknya?
Sumber: Egyptian Streets, Digital Mafia Talkies, Middle East Eye, IMDb
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.