Sudah tanda tangani kontrak main sinetron, eh malah ada larangan bermain buat aktor senior Dedy Mizwar. Lalu gimana ya tanggapannya soal larangan dari KPI itu?
Jakarta, Layar.id – Tampaknya pemirsa Tanah air harus kehilangan dulu untuk bisa melihat aktor Deddy Mizwar beraksi dalam aktingnya, baik di televisi maupun layar lebar. Pasalnya sejak ia resmi dicalonkan menjadi Calon Gubernur Jawa Barat 2018 beberapa waktu lalu menimbulkan efek yang tak disangkanya, yakni bakal adanya larangan untuk berakting.
Ya, sang calon gubernur Jawa Barat dengan nomor urut 4 tersebut rupanya mendapat peringatan dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) untuk tidak bermain dahulu di sinetron maupun film. Mendapat peringatan tersebut lantas membuat Deddy Mizwar harus menghilangkan karakter yang diperankannya dalam sinteron bulan Ramadhan ‘Cuma di Sini’ beberapa hari yang lalu. Padahal ia sudah menyepakati kontrak bermain sinetron tersebut.
Tanggapan Deddy Mizwar
Menanggapi larangan dari KPI tersebut, Dedy Mizwar pun meresponnya. Ia mengatakan bahwa dirinya sedih harus melepas perannya dalam sinetron ‘Cuma di Sini ‘. Ia begitu menyayangkan sikap KPI yang melarangnya untuk bermain sinetron hanya karena alasan pencalonannya sebagai Calon Gubernur. KPI menilai bahwa dirinya mungkin memakai sarana sinetron sebagai pendulang suara dalam kampanye Pilkada Jawa Barat 2018 dalam waktu dekat ini.
Selain itu, Deddy Mizwar berpendapat bahwa bahwa penilaian KPI tersebut tidak relevan karena ia merasa bahwa ia hanya menggunakan sinetron dari bakat aktingna hanya untuk mencari nafkah keluarga dan memberi edukasi islam lewat sinetron maupun film. Untuk itulah, ia mengajukan somasi untuk bisa memberikan ruang baginya untuk bermain sinetron kepada KPI. Terlebih mengingat bahwa dirinya juga tengah cuti dari tugas Wakil Gubernur Jawa Barat hingga iapun mengutamakan main sinetron untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Ia mengatakan bahwa somasinya akan terus berjalan dengan harapan yang baik bagi semua, terutama pihak kru sinetron ‘Cuma di Sini’. Ia berharap KPI memberi penilaian yang lebih bijak tentang seseorang aktor yang hanya ingin mencari nafkah sekaligus membantu menyiarkan islam atau dakwah lewat aktingnya dalam sinetron tersebut, tidak untuk berpolitik. Menurutnya dua hal itu berbeda konteksnya. Jadi, Deddy Mizwar sangat menyayangkan keputusan KPI tersebut. Lalu bagaimana menurut pelayar di sini?
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.