Terakhir diperbarui 2 Mei, 2022
BERLATAR BELAKANG KEARIFAN BUDAYA LOKAL, SINEAS WANITA INDONESIA MEMBAWA THE SEEN AND UNSEEN – SEKALA NISKALA JAWARA DI DUNIA.
Jakarta, Layar.id – Persembahan anak bangsa Indonesia, kembali meraih penghargaan sebagai Film Terbaik di Festival Film ADL Australia. Ialah The Seen And Unseen atau dikenal juga dengan Sekala Niskala, yang merupakan karya sutradara wanita berbakat Kamila Andini.
Sekala Niskala sendiri sudah dirilis sejak 2017 yang lalu.
Namun, meski di negeri sendiri film ini sudah meredup, rupanya film ini masih bergema di manca negara.
Buktinya, baru saja film fiksi The Seen and baru saja meraih prestasi di ajang Festival Film Adelaide Australia (ADL Film Festival Australia).
JAWARA DI ADL FEST AUSTRALIA
Bersamaan dengan film dokumenter dari Pulau Christmas ‘Hungry Ghosts’ dan sebuah acara interaktif Australia VR The Unknown Patient, ketiganya menjadi pemenang besar dari kompetisi Film Fest ADL di 2018.
Ketiga pemenang ini telah memberikan sebuah pertunjukan yang sangat kuat bagi Australia di kompetisi internasional.
ADL Film Fest International Feature Fiction Competition 2018, disponsori oleh University of South Australia School of Creative Industries, memberikan hadiah uang tunai sebesar $ 20.000.
Hadiah ini diberikan kepada The Seen and Unseen (Australia, Indonesia, Belanda Qatar).
Film Indonesia yang disutradarai oleh Kamila Andini, adalah sebuah kisah magis, dan menyayat hati tentang kehidupan holistik di Bali.
Di ajang ADL Film Festival kali ini The Seen And Unseen, mengalahkan pesaing besarnya, termasuk salah satu film Garin Nugroho yang bertajuk Memories of My Body.
Upacara penghargaan akan berlangsung di GU Filmhouse sekaligus penayangan film Australia ‘Beautiful Boy’ yang dibintangi oleh Timothée Chalamet dan Steve Carell, penulis naskah Luke Davies (Lion).
Malam penghargaan juga akan dihadiri oleh ketiga juri film festival, Direktur Australia Gillian Armstrong, sutradara ADL Film Fest Amanda Duthie dan CEO SAFC Courtney Gibson.
PRESTASI PENGHARGAAN
The Seen and Unseen atau yang judulnya juga dikenal Sekala Niskala, sebelum meraih penghargaan di ADL Film Festival Oktober 2018 ini, rupanya berderet penghargaan pernah diraihnya.
Masih di tahun 2018, film ini meriah penghargaan sebagai Film Panjang Terbaik di The Crystal Bear at the Berlinale .
Tahun 2017 yang lalu The Seen And Unseen berhasil memenangkan Asia Pacific Screen Award for Best Youth Feature Film.
The Seen And Unseen (Sekala Niskala) juga berhasil memikat pencinta film di berbagai belahan dunia.
Film yang rilis pertama kali dalam ajang Toronto International Film Festival 2017 ini turut berkompetisi dalam program “Platform” yang bergengsi di ajang tersebut.
Tak berhenti disitu saja, karya Kamila Andini ini juga meraih Grand Prix di Tokyo FILMeX tahun 2017. Peraih Golden Hanoman Award di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2017.
Penghargaan-penghargaan yang diraih tersebut pastinya bukan asal-asalan, melainkan karena The Seen And Unseen (Sekala Niskala) adalah film yang keren.
Meskipun juga bukan ajang semacam Oscar atau Golden Globe, namun prestasi yang dicapai Sekala Niskala ini sudah sangat membanggakan perfilman Indonesia.
Film yang ceritanya berbasis tradisi lokal Indonesia ini sudah berkeliling dunia sejak akhir 2017 melalui beragam festival bergengsi.
PULANG KE TANAH AIR
Pada 2018 ini, The Seen And Unseen (Sekala Niskala) “pulang” dan akan meramaikan bioskop Tanah Air.
Film yang ceritanya berbasis tradisi lokal ini sudah berkeliling dunia sejak akhir 2017 lewat beragam festival bergengsi.
Pada 2018 ini, akhirnya Sekala Niskala pulang ke Tanah Air dan siap ditonton para pencinta film Indonesia.
Ide film ini berangkat dari tradisi dan kepercayaan yang ada di masyarakat Bali.
Sekala Niskala adalah dua kata yang memiliki makna berbeda. Jika digabungkan, maka Sekala Niskala memiliki keseimbangan dua hal dalam kehidupan.
Secara filosofis, Sekala berarti yang terlihat, dan Niskala berarti tidak terlihat. Kini, di tahun 2018 Sekala Niskala pulang ke Indonesia untuk disaksikan oleh para penggemar film negeri sendiri.
AKTING MENAWAN
Selain judul yang berasal dari dua kata dalam bahasa Bali, film ini juga kental dengan kehidupan dan unsur-unsur kehidupan masyarakat Pulau Dewata.
Misalnya, keseluruhan adegan yang berlatar di Bali menggunakan dialog berbahasa Bali.
Tak berhenti disitu saja, para pemeran dalam film ini adalah seniman asal Pulau Dewata tersebut. Jadi, tak mengherankan jika atmosfer dalam film ini semakin kental dengan Bali.
Tokoh utama dari film ini adalah sepasang kembar laki-laki dan perempuan atau buncing menurut Bahasa Bali.
Mereka adalah Thaly Kasih (Tantri) dan Gus Sena (Tantra). Meskipun keduanya adalah bintang baru, namun akting mereka terlihat menawan di sepanjang film.
Uniknya, tak hanya bakat akting yang membuat penonton terpukau. Keduanya pemeran cilik itu pun mampu membius penonton dengan kelenturan tubuhnya saat menari.
Dibintangi Ni Kadek Thaly Titi Kasih, Ida Bagus Putu Radithya Mahijasena, Ayu Laksmi, I Ketut Rina, Happy Salma dan Gusti Ayu Raka.
SIMBOL UNIK DAN MAGIS
Banyak hal unik dalam film hebat ini, karena selain mengangkat kisah yang sarat akan kearifan lokal khususnya Pulau Dewata, film ini juga terasa magis.
Film yang mengisahkan tentang anak-anak yang memaknai kehilangan. Tantra yang sakit namun membuat kembarannya yaitu Tantri juga mengalami kesedihan.
Kondisi perasaan duka dan kesepian karena kembarannya sakit, divisualisasikan dengan tari-tarian dan pertunjukan yang sangat artistik.
Unsur kesenian dan keindahan alam Bali memang sudah terkenal magis. Semuanya membentuk harmoni yang bisa mengaduk-aduk perasaan penonton.
Koreografi dari tari yang mereka gunakan pun diciptakan oleh Ida Ayu Wayan Arya Satyani sang seniman Pulau Dewata.
Tentunya, hal itu juga yang membuat penonton makin hanyut dalam cerita yang diangkat ke dalam film ini.
Maka tak mengherankan jika penggarapan film ini melalui proses yang panjang.
Bahkan The Seen And Unseen (Sekala Niskala) mendapat dukungan dari berbagai organisasi dari beberapa negara. Antara lain Hubert Bals Fund, Asia Pacific Screen Awards Children’s Film Fund, Cinefondation La Residence, dan Doha Film Institute.
Sebuah perjalanan yang panjang, namun hasilnya sepadan.
The Seen And Unseen menjadi film yang unik dan wajib untuk disimak seluruh masyarakat Indonesia.
Bagi yang belum sempat menyaksikan film ini, bisa lihat cuplikannya hanya di layar.id
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.