Terakhir diperbarui 23 Juni, 2022
Layar.id – Science Film Festival tahun ini akan memutarkan 13 film sains dari berbagai negara dengan mengusung tema “Humboldt dan Jaring Kehidupan”.
Festival ini merupakan wadah memperkenalkan sains kepada anak-anak di 51 kota di Indonesia, dengan cara yang menyenangkan. Untuk memudahkan penonton, film akan dialihsuarakan dalam bahasa Indonesia.
Baca: “Hush” – Film Netflix Pilihan Saat Halloween
FILM SAINS
Pembukaan Science Film Festival digelar pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 lalu, di Goethe Institut Jakarta. Pembukaan tersebut dihadiri oleh ratusan siswa SD dari Jakarta dan sekitarnya.
Gelaran ini akan diisi dengan 13 film sains dari berbagai negara yang berdurasi 5 sampai 25 menit. Film-film ini berasal dari tujuh negara, dan telah dialihsuarakan dalam bahasa Indonesia. Gelaran ini berlangsung dari 22 Oktober hingga 24 November 2019 di 51 kota di Indonesia.
Di antaranya ada Eksperimen Sains Anak-anak dari Chile dan Bumi Menuju Masa Depan – Masa Depan Tanpa Plastik dari Jerman. Juga ada Sembilan Setengah – Reportase: Masih Mau Membuang Barang? dari Jerman, dan masih banyak lagi.
Baca: “Perempuan Tanah Jahanam” Bakal Buka Layar di Luar Negeri
FESTIVAL
Science Film Festival merupakan acara terbesar di dunia dalam kategori film sains, yang dimulai di tahun 2015. Sejak saat itu, festival ini mendapatkan lebih dari 1 juta pengunjung di 18 negara selama edisi tahun 2018.
Gelaran di Goethe-Institut ini secara konsisten bertujuan untuk mempromosikan literasi sains kepada anak muda di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika Utara, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Baca: Cerita Laura dan Dion Dibalik “Susi Susanti Love All”
HUMBOLDT
Mengusung tema “Humboldt dan Jaring Kehidupan”, festival tahun ini dipilih untuk menghormati tokoh multitalenta Jerman, Alexander van Humboldt. Ia merupakan sosok yang datang dengan revolusi konsep jaring kehidupan. Jika kerusakan terjadi di suatu tempat, maka hal ini akan berdampak di tempat lain.
Sudut pandang ini diharapkan dapat menginspirasi anak-anak muda untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga keseimbangan alam.
“Saya harap anak-anak muda dapat terinspirasi pada sosok Humboldt yang selalu ingin tahu soal sains dan memperkenalkan kepada mereka bahwa belajar sains juga bisa menyenangkan,” ujar Dr.Stefan Dreyer, direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, pada Selasa (22/10).
Sumber: berbagai sumber
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.