Terakhir diperbarui 2 Mei, 2022
DALAM “LOVE IS BIRD”, DARMA TERUS MENGIKUTI KEMANA PUN NAIRA PERGI. AKANKAH KEDUANYA BERSAMA?
Layar.id – Love is A Bird merupakan film genre drama romansa karya sutradara dan penulis Richard Oh, yang dijadwalkan tayang 14 November 2019 ini.
Film bergenre drama romansa ini berada dalam naungan Timeless Pictures, Metafor Pictures, yang tayang perdana di Jogja-Netpac Asia Film Festival 13 tahun 2018.
Dengan durasi 85 menit, film ini disebut-sebut terinspirasi dari buku Please Follow Me karya Sophie Called dan Jean Baudrillard.
Baca juga: “Kisah Tanah Jawa: Merapi”, Jadi Serial Terbaru iFlix
Dalam bukunya tersebut, diceritakan seorang fotografer bernama Sophie yang menghabiskan waktu selama 12 hari mengikuti laki-laki abnormal di Venesia.
Dari kejadian itu, Sophie jadi tahu bahwa dengan mengungkap hidup orang lain, maka sesungguhnya ia turut mengungkap dirinya sendiri. Sepertinya itu pula yang ingin disampaikan Richard Oh melalui film Love Is a Bird ini.
Baca juga: “Trinity Traveler” – Dilema Antara Cinta dan Hobi
SINOPSIS
Mengusung kisah Darma seorang fotografer ternama yang sedang mengunjungi kota Yogyakarta. Dalam perjalanannya di Yogya, ia bertemu dengan Naira seorang penari yang penuh ambisi. Darma pun selalu mengikuti Naira, dan lambat laun ia mendapatkan perhatian dari Naira.
Di saat bersamaan, hubungan Naira dan kekasihnya Jafran sedang tak berjalan baik. Naira pun mencari Darma dan meminta dia membawanya pergi ke Jakarta.
Namun, mantan kekasih Darma yang bernama Kirana, muncul kembali dan meminta Darma untuk kembali kepadanya.
Baca juga: Wajib Nonton! “The Man Who Laughs”, Drama Musikal Suho EXO
PEMERAN
Film ini dibintangi oleh Bront Palarae sebagai Darma, Ibel Tenny sebagai Naira, Gemilang Sinatrya sebagai Kirana, dan Ibnu Widodo sebagai Jafran. Selain itu juga didukung oleh Salvita De Corte, Morgan Oey, Teguh Ostenrik, dan Eko Supriyanto.
Baca juga: Film “Crazy Romance” Tawarkan Komedi Romantis Unik
MAESTRO
Richard Oh merupakan penulis sekaligus sutradara yang menjadi penggagas Kusala Sastra Khatulistiwa, sebuah ajang penganugerahan bagi sastrawan Indonesia berprestasi.
Sebelum menggarap film ini, Richard Oh merupakan sutradara untuk film seperti Perburuan (2019), Terpana (2016), Melancholy Is a Movement (2015), Description Without Place (2011), dan Koper (2006).
Baca juga: Film “The Good Liar” – Menipu, Lalu Jatuh Cinta
Sejumlah karya lain pun pernah dibidani oleh maestro satu ini, mulai dari novel hingga film yang ia tulis dan sutradarai sendiri.
Ia juga pernah menerbitkan beberapa buku, diantaranya Pathfinders of Love (1999), Heart of Night (2002), dan The Rainmaker’s Daughter (2004).
Jadi, kita tunggu jadwal rilisnya ya?
Sumber: berbagai sumber
Foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.