Terakhir diperbarui 3 Juni, 2022
Kita patut berbangga karena film karya anak bangsa diapresiasi dengan baik oleh masyarakat Jepang dalam Festival Film Indonesia (FFi Osaka 2017) yang telah digelar di Osaka pada 22-24 September 2017 lalu.
Gelaran tersebut diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka yang bekerja sama dengan Pusbangfilm Kemendikbud dan Pemerintah Prefektur Osaka.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan bahwa alasan pihaknya memilih Jepang adalah karena Indonesia memiliki keterikatan dari segi sejarah, budaya dan ekonomi dengan negara yang dijuliki Negeri Matahari Terbit tersebut.
Effendy berharap agar kegiatan tersebut dapat memperkenalkan karya sineas Indonesia dan menunjukkan wajah Indonesia pada dunia internasional melalui film. Tak hanya itu, Effendy pun mengajak agar para sineas Jepang untuk datang dan membuat film dengan latar belakang daerah-daerah di Indonesia.
“Mewakili pemerintah Indonesia, saya mengundang para pembuat film di Jepang untuk melakukan syuting di daerah-daerah Indonesia,” kata Effendy.
Adapun 5 film Indonesia yang ditayangkan di Jepang ialah sebagai berikut:
Filosofi Kopi 1
Film yang diadaptasi dari buku karya Dee Lestari ini menceritakan kisah perjuangan Jody untuk mengembangkan kedai kopi ‘Filosofi Kopi’yang didirikannya bersama sahabat masa kecilnya, Ben. Keduanya yang merupakan penggila kopi secara perlahan sukses membuat kedainya menjadi terkenal.
Suatu ketika, Jody dan Ben diberi tantangan untuk membuat kopi terenak dengan hadiah berupa uang yang cukup untuk melunasi hutang keduanya. Ben pun berusaha untuk membuat kopi terenak dengan terus bereksperimen hingga akhirnya ia berhasil menciptakan kopi Perfecto. Namun, seorang specialis coffee tasting menyangkal kopi buatan Ben dan menyebut bahwa Kopi terenak adalah Tiwus.
Toba Dreams
Film Indonesia yang diadaptasi dari buku karya T.B Silalahi ini memiliki jalan cerita yang menyentuh. Kisahnya sendiri tentang perjuangan Sersan T.B Silalahi untuk menghidupi keluarga dan membesarkan anak-anaknya. Bukan hal yang mudah baginya untuk mendidik putra sulungnya, Ronggur yang keras kepala dan memiliki pandangan yang berbeda. Ronggur adalah tipikal anak pemberontak lantaran merasa tidak dianggap.
Pemberontakan Ronggur membuat hubungan dengan ayahnya renggang. Ia memilih jalan berbeda dengan sang ayah yakni menjadi bos mafia narkoba. Film yang disutradarai oleh Benni Setiawan ini sarat akan nilai-nilai edukasi dan mengajak penontonnya untuk semakin mencintai keluarga.
The Mirror Never Lies
Film yang dibintangi Reza Rahardian dan Atiqah Hasiholan ini akan menunjukkan keindahan alam Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan adat istiadatnya. Berkisah tentang kisah seorang gadis cilik bernama Pakis (Gita Novalista) yang merindukan ayahnya yang hilang saat tengah mencari ikan di lautan.
Pakis selalu menyimpan dan membawa cermin pemberian ayahnya sebelum hilang. Dengan setia ia tetap menanti sang ayah dan percaya bahwa suatu hari ayahnya akan kembali. Namun, usaha Pakis ditentang oleh ibunya, Tayung. Keadaan semakin bertambah rumit saat Tudo hadir dalam kehidupan mereka.
Sepatu Dahlan
Film ini menceritakan kisah hidup Dahlan Iskan sejak kecil hingga dewasa. Ia memiliki prinsip hidup ‘Kaya Bermanfaat, Miskin Bermartabat’. Meski Dahlan lahir di keluarga miskin, tak menyurutkan semangatnya untuk menimba ilmu. Puluhan kilometer harus ia lalui untuk sampai di sekolahnya dengan bertelanjang kaki. Tak jarang kaki Dahlan terluka hingga melepuh. Ia pun bermimpi memiliki sepasang sepatu.
Film Indonesia yang diproduksi oleh Semesta Pro, Mizan Productions dan Expose Pictures ini sangat inspiratif. Banya nilai moral yang dapat dipetik. Salah satunya adalah untuk tetap berjuang meski di tengah keterbatasan sekali pun.
AADC 2
Film yang merupakan sekuel Ada Apa Dengan Cinta 1 ini dimulai dengan pertemuan antara 4 anggota Geng Cinta. Keempatnya memutuskan untuk mengadakan liburan di Yogyakarta. Sementara Rangga sukses mendirikan kedai kopi di New York. Ia kembali ke Indonesia atas permintaan adik tirinya yang mengatakan bahwa sang ibu sakit.
Rangga yang sudah berada di Yogya tanpa sengaja bertemu dengan Carmen dan Milly. Keduanya lantas memberitahu Cinta tentang keberadaan Rangga. Meski pada awalnya Cinta menolak, tetapi kemudian ia menyetujuinya. Ia membutuhkan kejelasan tentang Rangga yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
Nah, itulah beberapa film Indonesia yang diputar di FFI Osaka 2017 dan membuat warga Jepang antusias dan memberikan apresiasinya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.