Terakhir diperbarui 11 Mei, 2022
MENGUSUNG KESENJANGAN SOSIAL DALAM PENJARA, FILM JAWARA TIFF “THE PLATFORM” KINI TAYANG DI NETFLIX.
Layar.id – Menemani aktivitas #dirumahaja, Netflix punya sajian film horror-thriller berbahasa Spanyol bertajuk The Platform. Film debut garapan sutradara Spanyol Galder Gaztelu-Urrutia ini mengusung tema kesenjangan sosial lewat potret cerita fiksi di dalam sebuah penjara yang dikemas dengan cukup menarik. Lewat tangan dingin Galder, The Platform berhasil menjadi pemenang People’s Choice Award di Festival Film Internasional Toronto (TIFF).
Baca juga: “Warkop DKI Reborn” Tayang di Hari Film Nasional
SINOPSIS
Cerita bermula ketika Goreng, karakter utama dalam film ini masuk ke dalam penjara itu secara sukarela demi menukarnya dengan gelar Diploma setelah bebas. Penjara ini bergaya seperti Menara, yang tak hanya diisi oleh para pelaku kriminal, tapi juga mereka yang secara sukarela demi mencapai satu keinginan.
Anehnya, setiap penghuni di dalam penjara diizinkan membawa apa pun tapi hanya satu, baik itu berupa senjata tajam ataupun hewan peliharaan. Goreng pun memilih hanya membawa buku Don Quijote, dan ditempatkan dalam sel nomor 48, yang juga menandakan level ruangan.
Baca juga: Megan Markle Dirumorkan Gabung Film Baru Tom Cruise?
Dia ditempatkan bersama Trimagasi, teman satu selnya yang dipenjara atas tuduhan pembunuhan. Trimagasi mengatakan bahwa semakin di atas, penghuni sel bisa makan kenyang. Sebaliknya, makin ke bawah, penghuni harus menahan lapar jika tak ada makanan yang tersisa dari atas. Setiap bulan, penghuni akan dipindahkan ke level lain secara acak. Jika beruntung, mereka bisa menempati level teratas dan siksaan jika menempati level terbawah.
Baca juga: “Jailangkung 3” Proyek Film Horor Terbaru Kimo Stamboel
KARAKTER MANUSIA
Secara gamblang The Platform menggambarkan tingkah manusia yang terbagi dalam kelas-kelas dalam satu lokasi yang sama. Mulai dari tamak hingga yang rakus. Potret kesenjangan sosial ini seolah nyata, saat mereka yang berada di bawah berjuang untuk bertahan hidup dari kelaparan hingga bisa menjadi ‘buas’. Sementara yang berada di atas bergelimang kemewahan, namun masih diliputi ketamakan dan keserakahan.
Baca juga: Jalan-jalan Batal? Coba Deh Nonton “3 Hari Untuk Selamanya”
Di lain sisi, film ini juga menggambarkan tentang bobroknya sebuah sistem di dalam penjara, sehingga memunculkan gerakan perlawanan. Dibalut dalam genre horror-thriller film ini cukup sukses membuat intensitas emosi penonton larut. Namun banyaknya adegan kekerasan yang sadis, sehingga hanya bisa ditonton oleh usia dewasa di Netflix.
Sumber dan foto: berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.