Terakhir diperbarui 18 Desember, 2022
Jakarta, Layar.id- Apa yang dihadirkan oleh film 32 Malasana Street sebenarnya tidak menawarkan sesuatu yang baru. Namun, kepiawaian sutradara merancang teror demi terornya agar berhasil menjadi olahraga jantung yang mendebarkan bagi penonton dan kreativitas penulis naskah dalam membangun serta merangkai misterinya berhasil dihadirkan dalam film ini. Kepiawaian menghadirkan rangkaian adegan olahraga jantung, Albert Pintó rupanya tergolong di atas rata-rata, termasuk adegan boneka nenek-nenek di TV yang punya daya creepy tersendiri. Hampir semua set piece adegan horor yang dirancangnya berhasil membuat jantung penonton berdebar-debar dan mungkin sesekali berteriak spontan pada puncak-puncak jumpscare-nya berkat timing yang serba tepat serta camerawork Daniel Sosa Segura (serial La zona, Traición, 45 rpm, dan Elite) yang efektif tanpa ada yang terkesan dibuat-buat dengan hasil sia-sia.
Penyusunan plot pun juga membuat penasaran dengan menyebar kepingan-kepingan petunjuk yang menarik dengan pace dan porsi yang cukup pas, tanpa ada elemen yang terasa kelewat bertele-tele maupun dibuat-buat. Terasa seperti ada perpaduan elemen khas Poltergeist, The Exorcist, dan sedikit salah satu film klasik Roman Polanski. Ditambah dengan Penampilan aktris muda Begoña Vargas menjadi perhatian utama. Ia berhasil memikul beban tersebut dengan kharisma yang cukup kuat. Berbagai emotion range pun dibawakan dengan cukup meyakinkan sehingga masih bisa menarik simpati penonton. Begitu juga pasangan Bea Segura dan Iván Marcos yang bermain dengan hamper sempurna.
Tak hanya 32 Malasana Street, dibulan Agustus ini, Klik Film juga menghadirkan film Fast Color. Film yang dibintangi Aktris blasteran yang karirnya sedang menanjak, Gugu Mbatha-Raw (Larry Crowne, Beyond the Lights, Jupiter Ascending, Concussion, Free State of Jones, Miss Sloane, Beauty and the Beast, The Cloverfield Paradox, dan A Wrinkle in Time), dibuka dengan penggambaran bumi yang sedang sekarat. Hujan terakhir turun delapan tahun yang lalu dan semenjak itu bumi mengalami kekeringan panjang. Di tengah serba kesulitan tersebut, seorang wanita muda bernama Ruth tampak selalu dalam pelarian. Berbagai upaya dilakukan demi bertahan hidup sambil tetap tidak mencolok. Fast Color yang membuka film dengan sosok Ruth yang dengan dahsyatnya bisa mengakibatkan gempa bumi ketika mengalami kejang-kejang. Adegan kejar-kejaran dan sedikit bumbu aksi yang ditata dengan seru menjadi pembuka yang cukup menjanjikan.
,
Seperti biasa, Gugu Mbatha-Raw selalu berhasil meyakinkan sekaligus mengundang simpati penonton lewat beragam ekspresi wajah dan gestur yang merepresentasikan fluktuasi emosi karakter Ruth. Lorraine Toussaint pun mengimbangi lewat performa yang tak kalah kharismatik sebagai Bo, sementara Saniyya Sidney sekali lagi membuktikan bakat besarnya untuk meyakinkan penonton lewat karakter Lila yang cerdas, pemberontak, kompleks, sekaligus masih menyimpan sisi lugu dengan keseimbangan yang serba pas. Kisah heroik Lila sangat menabjubkan loh pelayar! Nah, Film 32 Malasana Street dan Fast Color bisa kalian saksikan secara eksklusif di Indonesia lewat KlikFilm. Yuk segera download ya! [may/ech]
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.