Jakarta, layar.id– Zero to Hero film berasal dari Hongkong tayang di Netflix sejak tahun 2021. Film ini diadaptasi dari kisah nyata karya sutradara Chi Man Wan. Film bertema olahraga mengangkat kisah So Wai Wai atlet paralimpiade yang menyumbangkan medali emas untuk negaranya Hongkong.
Zero to Hero di perankan oleh Chung Hang Leung (So Wai Wai), Louis Cheung (Pelatih Fong), Sandra Kwan Yu Ng (Ibu So), Tony Tsz Tung Wu (Tung), dan Siu Ho Chin (Ayah So). Sesuai judulnya film ini menceritakan perjuangan dari So Wai Wai untuk mengejar impiannya dan memperoleh medali emas kembali.
Film ini memberikan gambaran So Wai Wai meski mempunyai fisik tidak normal namun ia tetap bisa memberikan yang terbaik untuk negaranya. Ia juga didukung sang Ibu yang tidak patah semangat mendampinginya. Tiddak hanya itu film ini menyampaikan pesan motivasi bagi penonton.
Di film ini juga memberikan gambaran bagaimana para atlet paraliampiade tidak diperlakukan sama dengan atlet olimpiade lainnya. Mereka mendapatkan hasil yang berbeda dengan atlet olimpiade dengan kerja keras yang sama. Film Zero to Hero memberikan sindiran keras bagaimana kerja pemerintah dalam menangani atlet-atlet yang memberikan penghargaan untuk negaranya.
Baca juga : Kim Hye Soo Membenci Pelaku Anak Bawah Umur di Juvenile Justice
Sinopsis Zero to Hero
Kisah ini bermula pada tahun 1981 di Guangzhou. Anak laki-laki bernama So Wai Wai menderita penyakit anemia hemolitik penyakit yang membuat kelumpuhan otak. So Wai Wai kecil harus menerima kenyataan bahwa ia tidak seperti anak normal pada umunya. Keluarga sangat terpukul dengan diagnosa dokter. Namun mereka tetap berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik bagi So Wai Wai.
Tahun 1985 di Hongkong sang Ibu bekerja di salah satu pabrik dan mengajak So Wai Wai. So Wai Wai tidak bisa berjalan dan mendengar sampai usianya 4 tahun. Sang ibu sangat frustasi karena tekanan pekerjaan dan perkembangan So Wai Wai. Ibu So nekat menaruh So Wai Wai di mesin berjalan pabrik untuk menghancurkan pakaian. Namun secara tiba-tiba So Wai Wai bangun dan berjalan. Harapan Ibu So kembali ada melihat putranya kembali berjalan.
Ketika usia So Wai Wai 13 tahun di tempat tinggal ia sering mendapatkan bullying dari teman-temannya. Saat itu So Wai Wai berusaha lari dari teman-temannya itu dan dilihat Ibu So. Sang ibu kaget melihat anaknya bisa berlari sangat cepat demi menghindar dari teman-temannya. Akhirnya ia memutuskan mendaftarkan So Wai Wai pada organisasi olahraga untuk atlet difabel.
Meski ada penolakan dari organisasi namun So Wai Wai bisa membuktikan bahwa ia bisa. Ia mendatangi klub latihan lari dan membuat pelatih Fong takjub dengan kecepatan lari So. Ia merekrut So untuk datang latihan persiapan paralimpiade. Meskipun di awal latihan So belum memenuhi kriteria waktu dibawah 15 detik, akhirnya ia bisa melewati itu dengan bantuan Tung.
Kejuaraan Paralimpiade Tahun 1996
So Wai Wai mengikuti pertandingan pertamany jauh dari sang Ibu membuat So sangat sedih. Ia selalu mengingat kata-kata sang ibu setiap akan memulai pertandingan. Dukungan dari keluarga membuat So Wai Wai merasa bersemangat kembali. Ia bersama teman-temanya membawa pulang emas paralimpiade pertama dalam tim estafet. Ia kembali ke Hongkong dan mendapat sambutan baik dari organisasi dan juga para wartawan. Tahun-tahun berlalu ia menjadi salah satu atlet lari yang sering mendapatkan pengharagaan.
Suatu ketika So Wai Wai harus menghadapi ketidakstabilan dalam kondisi keluarganya. Sang Ayah mengalami kecelakaan sehingga sumber keuanga utama mereka tidak bekerja. Ibu So berusaha keras agar bisa menghidupi keluarga. So Wai Wai memutuskan berhenti menjadi atlet lari demi membantu keluarganya. Ia dihadapkan pilihan sulit melanjutkan karir terakhirnya sebagai atlet atau tetap pada keluarga.
Sumber dan foto : dari berbagai sumber
