Sukses raih 2.3 juta penonton sejak ditayangkan pada 21 Desember 2017 lalu, film Ayat-Ayat Cinta 2 akan segera diputar di Singapuran dan Malaysia.
Melalui akun instagram resmi, pihak produksi mengabarkan bahwa Ayat-Ayat Cinta 2 akan menggelar gala premier di Singapura pada Minggu (07/01/2018) dan Senin (08/01/2018) di Malaysia.
https://www.instagram.com/p/BdmflNZl7c2/
https://www.instagram.com/p/Bdmfq6IlnMx/
Kesuksesan film yang diadaptasi dari novel laris berjudul sama karya Habiburahman El Shirazy (Kang Abik) ini masih ditayangkan di seluruh bioskop di Tanah Air.
Sinopsis Ayat-Ayat Cinta 2
Film ini berkisah tentang kehidupan Fahri setelah ditinggal istri tercinta, Aisha yang hilang dalam perjalanan ke Palestina. Untuk mengenang Aisha, Fahri memilih untuk tinggal di kota yang sangat disukai istrinya, Edinburgh, Skotlandia.
Selama Aisha hilang, Fahri menyibukan diri dalam pekerjaan hingga ia bertemu dengan wanita-wanita dengan kecerdasan, kesetiaan, dan pesona masing-masing.
Tak melulu tentang kisah cinta Fahri, Ayat-Ayat Cinta 2 juga menonjolkan pesan moral, kemanusiaan, keberagaman, dan kesetiaan.
Komentar Kang Abik Soal Ayat-Ayat Cinta 2
Kang Abik mengatakan jika film AAC2 berbeda dengan film pertamanya, baik dari segi pesan moral hingga kedewasaan tokoh.
“Ada banyak pesan dari kisah AAC2, ada cinta, keberagaman, cinta Tanah Air, kesetiaan. Fahri itu setia sekali sama Aisha.”
Kang Abik menjelaskan bahwa perbedaan antara AAC2 dengan AAC tidak hanya tentang lokasi syuting. Di mana AAC pertama mengambil Kairo, Mesir sebagai latar, sedangkan sekuelnya di Edinburgh, Skotlandia.
“Tokohnya memang masih sama, Fahri, tetapi sudah 10 tahun berlalu. Sekarang Fahri sudah bukan mahasiswa lagi, melainkan profesional, businessman sukses di negara orang, intelektual juga.”
Kang Abik tidak menampik bahwa selalu ada perbedaan antara novel dengan film. Namun, selama pesan penting dari sebuah cerita disampaikan dengan baik, tidak masalah. Baginya, novel adalah karya murni sang penulis, sedangkan film adalah karya bersama.
“Sebagai karya bersama, tidak bisa mutlak-mutlakan harus begini begitu. Beda sama novel. Namun, konteksnya secara prinsip ada beberapa karakter yang harus dijaga, seperti Fahri.”
Guntur Seoharjanto Ingin Buat Film dengan Pesan Moral
Sebagai seorang sutradara, Guntur Seoharjanto menegaskan jika dirinya selalu berusaha untuk membuat karyanya sebagai media pembawa pesan kebaikan, tidak hanya media ekspresi.
“Penonton harus bisa menangkap pesannya. Memang, setiap orang punya pengalaman berbeda ketika menonton. Yang terpenting, film harus membawa nilai kebaikan. Itu penting bagi saya.”
Perbedaan Ayat-Ayat Cinta 2 Dari Sudut Pandang Fedi Nuril
Berperan sebagai sosok Fahri yang religius, pintar, dan sangat mencintai istrinya, Aisha membuat Fedi Nuril paham benar bagaimana perbedaan antara film Ayat-Ayat Cinta pertama dan kedua.
“Menurut aku perbedaannya, di AAC pertama dia mencari jodohnya. Yang kedua bisa dibilang sudah ada jodohnya, tapi hilang. Dalam artian apakah dia harus menunggu karena hilangnya nggak jelas. Apakah masih hidup? Kalaupun sudah meninggal di mana jenazahnya, kan nggak tahu. Apakah harus menunggu atau move on.”
Tak hanya mengenai jalan cerita yang berbeda, isu yang diangkat pun beda. Jika film pertama mengangkat tentang poligami, maka di sekuelnya isu yang diangkat lebih kompleks dan internasional.
“Di sini isunya lebih internasional ya. Seperti dia mau meluruskan Islamophobia di Eropa, makanya tetangga-tetangganya yang beda agama, budaya, semua dia bantu tanpa mempertanyakan background mereka apa.”
“Mau dia dimusuhin, dia tetap sabar membantu mereka. Nah, ini juga perbedaan cerita. Kalau dulu hanya fokus di Mesir dan isu dalamnya. Kalau sekarang di Edinburgh da nada berbagai macam budaya, kaya Ibrani, dan lainnya.”
Bagi Anda yang penasaran bagaimana kelanjutan kisah Fahri, saksikan Ayat-Ayat Cinta 2 hanya di bioskop favorit Anda.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi layar.id.